Rabu, 24 Februari 2010

AKU MENANGIS


Aku menangis, ketika melihatnya,..
Mencari makanan dikaisan sampah

Aku menangis, ketika melihatnya,
Bekerja bertahun tahun lamanya
Hanya sebgai pembersih kotoran kuda

Aku menangis, ketika melihat seorang tua renta
Menarik gerobak dengan peluh keringat
Diseketujur tubuh kurusnya

Aku menangis,
Melihatnya tidur dibawah kolong jembatan

Aku menangis,
Melihatnya tinggal dalam rumah tak berbentuk rumah

Aku menangis,
Melihat semua yang kulihat

Aku menangis,
Melihat seua yang kutemui

Aku bukanlah mereka
Dan mereka bukanlah aku


Aku hanya menangis dan tak bisa berbuat apa apa

Mereka bukan pengemis…
Mereka berjuang untuk hidup
Dengan tidak berkeluh kesah
Dengan tidak menjerit memekik
Mereka hanya menghadapi semuanya dengan senyum
Dengan semangat yang begitu hebatnya

Aku bukan mereka,
Dan mereka tentu bukan aku


Aku menangis dan tertunduk malu,
melihat mereka bisa tertawa
Karena mereka hidup dalam puji syukur
Sedang aku hidup dalam ketidakpuasan
Mereka hidup dalam kekurangan
Sedang aku hidup dalam pemborosan

Mereka bukan aku
Dan aku bukan mereka

 

Mereka memiliki senyum yang tidak aku miliki
Mereka memiliki kemauan yang tidak aku miliki
Mereka memiliki kebahagiaan diatas penderitaan
Sedang aku tidak mensyukuri apa yang kudapati

Seandainya, aku jadi mereka dan mereka jadi aku

Terimakasih Tuhan untuk pelajaran berharga ini


smile
Februari 24th-2010


Puisi curahan hati
Akan pengalaman berharga yang kudapat hari ini
Tuhan, Engkau sungguh baik
Mereka dan aku 

hidup sungguh berarti




Senin, 22 Februari 2010

Aku Hari ini

Ketika kutahu kau dua
Dan bukan lagi satu,
Aku diam, dan merenung diri
...
Kaku
Membisu
Dan terpaku

Ketika Kutahu
Bahwa langit berbintang
Dan tidak lagi sepi,....
Akupun terdiam
Kaku
Membisu
Dan me-layu

Ketika kutahu bahwa laut berombak
Tinggi menghantam karam
Aku diam, dan terpana – takjub


Ketika kutahu bahwa aku terbangun
Dan tidak lagi merasa
Aku diam, ternyata mimpi

Tidak cukup waktuku
Untuk terus mengharap pelangi
Tidak cukup lamunanku
Untuk terus berharap pasti

Dunia tak hanya sepanjang mata memandang
Dan jagat raya tak hanya bintang bertabur
Agung dan tiada berbatas
Dalam dan tiada terselami

Berat kaki ini untuk melangkah, tapak - lunglai
Karena pasak erat menancap, dalam - karam
Tapi waktu tak diam -henti
Dan deru anginpun memaksaku pergi

Hidup tak hanya sampai disini
Berjalan- bergerak pasti
Menanti, mengharap lalu mati
Dan akhirnya kosong tak berbekas lagi

Untuk itu !!!
cukup sudah kali ini

Bangkit atau Mati
Tinggal atau Pergi
Diam atau Beraksi
Itu terserah aku-kini

Maju dan menerjang?

Diam tak beranjak?
Berlari kemudian berhenti?
Atau pergi dan tak akan kembali?

Itulah,
Aku – Hari ini.


Smile
Februari 22nd -2010
Sebuah puisi bebas lepas
Lamunan  dan sekedar ilusi
Itulah puisiku,..
Aku hari ini

Sabtu, 20 Februari 2010

Biarkan Aku…walau hanya sepenggal waktu

Hempaskan aku, dalam samudra biru,..nan lugu
Riakkan aku, dalam mesranya gelombang lautmu
Biarkan aku terlena,dan terpana jiwa
Dalam mahligai rasa, asa dan peluk mesra

Berserak bagai pasir berbisik
Berkilau, bak mutiara kilau kemilau

Biarkan aku menikmati

Apa yang dapat dan terus aku sukai
Sejati, dan tak akan pergi

Karena hatiku terpaut marut disini


Bimbang bukan lagi pasti
Sedih bukan lagi hati
Bahagia terus menanti
Dan bunga merah harum mewangi

Biarkan semua itu tak terjamah, sentuh,...bila......
Lepaskan semua itu tak terkira,....,jika…
Hanya merasakan jiwa tak berbalut dosa
Bebas lepas dan tiada ada dusta

Biarkan aku terus merasa..
Karena satu keyakinanku utuh
Pasti dan tak ada ragu
Sedalam relung hati mengadu…

Sebalut luka lama tersimpan
Hilang pergi dan menguap sirna

Kembali, biarkan aku
Menikmati walau hanya sepenggal waktu
Dalam dunia tak berbatas
Dalam khayalan tak berujung,
Dan dalam lamunan tak bertepi

Kembali,..biarkan aku
Merasakan bahasa kalbu
Dari hati sensasi jiwaku
Hanya untuk bisa bersamamu,
Walau hanya untuk sepenggal waktu

Karena tak ada kesal dan sesal
Yang hinggap, berbekas, meninggal luka
Biarkan saja, dan kembali, bawa aku dalam hempasan samudra biru,..

Untukmu,..yang pernah bersamaku..
Terimakasih mengisi sisi lain hidupku..
Walau hanya untuk sepenggal waktu



Smile, Februari 20th -2010 

This poetry dedicated to my best friend
Go For,..Don’t ever GIVE UP
And u’ll fine the best, someday.





Malaikatku

Kumerindukanmu, bukan karena parasmu…
Dan wajah cantikmu..

Kumerindukanmu, bukan karena tawa
Dan senyum manismu…

Kumerindukanmu,…….
Karena perhatian dan keperdulianmu.

Kumerindukanmu,.......
Karena  Kasih dan cinta tulusmu, padaku…

Dalam setiap tarikan nafasku,..
Tersirat arti kebersamaan bersamamu…

Dan dalam relung hatiku,
Ku membutuhkanmu,….|
Seperti kau menyayangiku.

Tiada kata yang lebih indah
Dari kalimat yang teruntai

Kalau kau mempesonakan duniaku..

Menjadi pagi dan matahariku 
Menjadi senja dan pelangiku
Menjadi malam dan rembulanku

Yang selalu mengisi hari hari hidupku
Dengan segala cinta dan kasih setiamu
Untukku,…

Bagi Rasa dan pikirku,
Bagi hari nafas hidupku
Cuma satu yang terbaik sepertimu

Engkaulah malaikat ku



Smile..Februari 20th -2010




Senin, 15 Februari 2010

NEGERI 1001 MALAM - DUNIA 1001 MIMPI

Sebuah kumpulan….seluas samudra dan jagat raya.
Membebani, apakah harus pergi, atau harus tinggal.


Dengan 1001 karakter…
Dengan 1001 tafsir mimpi…
Dengan 1001 pemikiran…
Dengan 1001 kebenaran…

Dalam negeri 1001 malam
Dalam dunia 1001 mimpi

Membuka dan mencuci bersih…
Atau menutup menjadi gelap dan nampak hitam?

Berawal dari sebuah keisengan,
yang akhirnya mungkin menjadi seperti NARKOBA, yang mencandukan


Bingung dan galau, menanti tapi tiada yang dinanti.
Menghilang, tapi ingin kembali.
Susah untuk ditinggalkan, tapi lebih susah untuk tinggal didalamnya.

Sekilas datang dan sekilas pergi.
Mungkin juga satu nyawa beribu nama, atau satu nama beribu jiwa.

Datang mengendap dan kemudian lari.
Datang dengan gagah dan kemudian menepi.
Atau datang dengan malu malu dan kemudian jadi berani.
Atau bingung dan kemudian mengerti.
Bahkan yang mengerti bisa menjadi sangsi.

Untuk apakah sebenarnya tempat ini?

Menempa diri dengan ilmu pasti?
Mencari yang nyata atau tak nyata?
Mencari kebenaran atau kekeliruan?

Dibenarkan atau disalahkan?
Dipuji atau dihina?
Dipuja atau ditinggalkan?
Didaulat atau dijatuhkan?

Belajar memahami atau dipahami?
Belajar atau mengajar?
Mendidik atau dididik?
Berdiri atau berlari?
Bagai guru kencing berdiri dan murid kencing berlari?
Atau bagai rabbi dan para kiai?

Yang berbicara lembut tapi pasti….

Atau bicara lantang namun tak berarti.
Kemudian hilang pergi dan mati?

Bagaimana nasib yang ditinggalkan?
Apakah harus berteriak – menjerit – dan marah?
Ataukah harus diam, bingung dan pasrah?

Sungguh menuju kepersimpangan
Dikala lampu tak menyala
Atau justru semua menyala?

Disaat gelap bersinar lilin terang
Disaat terang melintas kabut gelap

Mungkin semua tak nyata
Tapi ketidaknyataan itu melampui yang nyata
Satu sumber, Dua sumber, ataukah banyak sumber sumber?

Yang harus ditunggu sehingga muncul dan mengalir
Atau harus ditinggal dan dibiarkan kering dan kerontang?

Sumber yang pasti dengan penunggu yang antri
Atau dengan misteri dan tak ada yang perduli lagi?

Mungkin akhirnya akan mengetahui…
Dan mengambil sebuah keputusan
Atau mungkin juga tidak
Bahkan tak akan pernah mengerti
Untuk apa semuanya ini?

Mungkin sudah seharusnya mengetahui:

Kapan harus pergi…
Kapan harus berlari…
Kapan harus berhenti…
Kapan harus kembali…

Karena cintaku, masih tertinggal disini…..


By smile

FROM ZERO TO HERO

Aku ini ada
Aku ini hidup
Aku ini bernyawa
Aku tumbuh
Aku besar
Dan aku menjadi dewasa
Dari ulat menjadi kepompong
Lalu berubah menjadi kupu yang indah
Yang terbang kesana dan kemari
Menikmati indahnya bumi
Segarnya udara
Dan merasakan jua
Sinar mentari
Dan pancaran rembulan

Dari tiada menjadi ada
Terbang jauh diangkasa
Jauh melintas benua
Dan mengarungi samudra
Memecah sunyi lalu gegap gempita
 
Awal yang kecil
Dan berakhir menjadi besar

Mengawali dan tak mengerti kapan mengakhiri|
 
Ketika Sang Khalik bersabda
Pribadi menjadi tuli dan buta
Perduli setan….
Yang indah tetap lah indah
Yang buruk pergi, menjauh dan lari

Sesosok raga dan sebuah nyawa
Menjadi Tinggi bak seorang raja
Memandang kelangit, membusung dada
Inilah sang juara pemegang semesta
Lalu kembali berputar dan mengitari langit biru
Menembus cakrawala
Bagai rajawali yang perkasa

Dan kemudian…..
Selalu berguruh dan berguntur bak sangkakala
Buyar semua isi jagat raya
Dan termanggut menatap kebesarannya

Kemudian kembali Sang maha Pencipta
Datang dan kembali bersabda......
Hangus dan hancur berkeping sudah
Apa yang dinamakan seorang raja maha perkasa
Hilang dan sirna
Luluh lantak dan tinggal sisa
Dan kembali menjadi debu tanah
Yang tiada berarti dan hina

Tapi satu kesempatan masih tersisa
Agar kembali bertumbuh dan kembali menjadi ada

Mengisi dunia dengan keindahan didalamnya
Menapaki jalan dengan petualangan nya
Membentuk pondasi yang rata dengan tanah
Sebatu demi sebatu
Dan dari setitik demi setitk
Yang niscaya besar dan seperti tunas mekar pada waktunya
Karena Kasih dan kuasaNya
Serta rencana dan kehendakNya
Yang menjadi sempurna
Dari sebuah kesempurnaan semu yang tak berakar
Yang akhirnya berakhir tiada guna

Meninggalkan semua yang telah lalu
Menatap kedepan dan menerawang jauh
Memandang dan terus mencari
Akan sebuah arti kehidupan sejati
Agar tidak binasa dan kemudian mati
Dan menjadi tiada arti lagi

Tak ada lagi tuli dan tak ada lagi buta
Tak ada lagi kaku dan tak ada lagi haru
Tak ada lagi batu dan tak ada lagi debu

Semuanya melesat dan jauh menerobos cakrawala
Memandang birunya langit nan syahdu

Indah….
Mempesona
Sempurna….
Seperti rancana Nya

Tersenyum…dan mengangkat semua puji
Dan dengan satu asa berkata
From Zero not to zero
But from zero to Hero

KEMBALI PADAMU

Setitik embun menetes basahi bumi
Berartikah untuk hamparan seluas jagat raya?

Kala sebuah rupa menjelma
Berartikah untuk bumi dan kepadatannya?

Bernafas tanpa takutkan angin yang berhembus
Berjalan tanpa takutkan arah yang berliku
Berartikah untuk disimak? Atau diabaikan….saja?

Terjatuh namun tidak menangis
Terkoyak namun tidak binasa
Hanya berlalu dan berlalu saja

Berpeluh dalam sebuah perjuangan
Atau diam dengan sejuta kekaguman
Karena anak Raja pasti jadi raja

Kadang melihat seperti Budha
Yang mencari kesempurnaan cara
Atau kembali seperti mula...pada sang Anak Manusia

Berselimut gelap tidaklah nyaman
Seperti buta melihat nyata
Debu kembali selalu menjadi debu
Matahari akan selalu terbit ditimur

Dan ketika semuanya berhenti
Akankah semuanya juga terhenti

Jerit seorang anak yang lugu.....
Membuyarkan semua lamunanku
Menghilangkan kesemua raguku
Dan membangkitkan semua mimpiku
Untuk bisa membuat sesuatu
Menjadi berharga di MataMu

Dan tak ada yang indah, selain daripada semua itu
Tak perlu sedu dan tak perlu isak
Atau juga berteriak...dan menjerit sesak

Semua itu bak permata, berkilau...
Bagai bunga merah merekah
Bagai tunas kuat bertumbuh
Bagai kepompong yang menjadi kupu kupu

Semua ada peran, dan laku
Yang dibuat, rupa
Ditempa bentuk
Dan diasah tajam….

Membuat ini berarti, dan itu menjadi pasti
Membuat asa menjadi nyata
Dan membuat hidup jadi berharga

Karena seperti pada mulanya
Kalau kita diciptakan segambar dan serupa dengan DIA
ALFA dan OMEGA
Sang Khalik Pencipta Alam Semesta

by : smile

CINTA itu CINTA










Ketika sendiri, aku merasa sepi
Sepi dan sendiri, aku benci…
Ketika benci berkecamuk
Dan kesendirian menyelimuti

Hadirlah kamu…wanita ku

Membawa sejuta asa, dalam hati ku bertanya
Menghadirkan riang dan membuat tawa
Apakah Itu aku suka?

Ketika datang, diam dan bersama
Apakah itu aku mau?

Ketika berkata kamu membuat hidupku berarti , aku katakan belum
Dan sewaktu kamu berkata aku mengerti dan mengisi harimu,

Aku katakan tidak
Adilkah?

Dan ketika bagi kamu cinta butuh pengorbanan,
Aku juga katakan tidak

Saat kamu bercerita tentang saling melengkapi dan mengisi,
Aku juga tidak sependapat

Cinta bagiku itu seperti sebuah gelas berisi
Tidak kosong dan tidak retak
Tidak juga penuh dan kemudian pecah
Sepertinya sederhana, dikatakan dan diteorikan banyak orang

Tapi bagiku cinta tetap cinta
Semuanya carut marut, dan ada yang mengatakannya tumpah ruah

Tak ada yang mengerti cinta,
Dan tak ada yang mau terus berkorban, sia sia
Juga mengisi, tiada henti, dan akhirnya hampa

Dicari pergi,didiamkan tumbuh,
Dibahas rumit, dan direnungkan pelik

Setiap orang merasakan cinta
Dengan berbagai macam keadaannya
Dan berbagai teori dan jawabannya

Bagiku, sekali lagi tidak.

Cinta itu kasih dan kasih itu cinta
Apakah demikian, aku juga tak akan mengatakannya

Sebagian bilang sebuah cinta pasti punya kenangan
Bagiku tetap tidak, dan tak ada lagi gunanya untuk dikenang

Cinta buat sebagian manusia bisa disimpan,
Dalam sebuah sisi didalam hati...

Bagiku, itu dusta
Bagiku sekali lagi, cinta cuma cinta,
Dan cinta tetaplah cinta

Membuang waktu dalam hidup untuk cinta, buat apa?
Hidup tanpa cinta, juga merana dan sengsara

Cinta sampai ajal menjemput?
Hebatkah?

Cinta terikrar sebagai sebuah janji mati?
Mungkinkah?

Jadi untuk apa kehadiranmu, wanitaku?
Kalau aku tak bisa menafsirkannya
Dan tak kuasa menerimanya,
Tapi sedih untuk ditinggalkannya?

Bagiku cinta mula mula begitu bergelora
Tiada kamu, tiada hari yang terasa
Tiada sosok, hatiku resah gundah dan gulana

Tapi itu dulu, dan saat ini, aku berdiri,tegar
Menikmati saja hari hariku bersamamu,wanitaku
Tiada takut dan cemas lagi
Biarkan saja seperti air yang mengalir
Dari sungai sampai kelaut………..

Lepas………
Bebas………

Mungkin suatu saat akan berlabuh…
Atau mungkin diam ditengah samudra…

Biarlah semua itu terjadi apa adanya
 

Andaikan saja aku bisa seperti DIA
Sang Maha segala galanya,tapi sayang,…
Aku hanya manusia.

Karena bagiku :
CINTA itu CINTA



smile
Juni 2009, sebuah arti cinta
Dariku,….yang berarti , bahwa ::
Cinta cuma cinta.
Cinta hanya cinta

Dan selamanya, cinta tetap cinta
Untuk aku, dan semua manusia


 

KUBAYAR LUNAS HARI INI

Hening sunyi tersentak bunyi
Jadi Gaduh, memekik ,ribut
Saku raba bulu roma
Buah dada sama rata
Ucap pikuk, bak sangkakala
Bingung, bengong, mulut menganga
Memandang jauh keawang awang

Halilintar menggelegarkah?
Petir menyambarkah?

Kembali sikap duduk bersila
Lalu bangkit berdiri dan marah
Memaki mengaduh dan berkomat
Lalu kamit sampai menetes embun

SEGAR..Basah, berpeluh kesah
Lalu berkeluh dan kemudian resah

Tak juga menerobos alam semesta
Dan dunia mencabut sukma
Merogoh jiwa, dan mengambil nyawa

Berteriak…diam dan kemudian tertawa
Puas, dengan semangat empat lima, dua tiga, satu dua

Berbangga diri tanpa makna
Hanya gombal laku tak puji
Bodoh dan dungu tak terperi

Sadarkah guru laksana guntur
Seperti tong kosong nyaring bunyinya?

Sebuah buku dan kitab sakti
Mengalahkan bumi rahasia Ilahi

Sakti paras wajah mandraguna
Ternyata hanya orang stress dan tak berguna

Kudiam menatap tajam
Mendekat tidak
Pergipun tidak

Haruskah menjadi gatot kaca?
Berotot kawat dan bertulang besi?

Jadilah pengajar dengan rendah hati
Nyatakan keagungan dan besar ILahi
Bukan sombong dan berlaku aneh
Jadi panutan kencing berlari…bagaimana murid yang mengamati?

Bercermin dan pandangi diri
Carilah jati diri, dan hati nurani
Pelajari firman yang sejati
Bukan sekedar kemasyuran diri
Dan kefanaan yang tak pernah asli

Jadilah batu segala penjuru
Jadilah dinar yang berpijar slalu
Lilin kecil terangi gelap,
Bukan matahari terangi bumi.
Kecil namun pasti, jangan besar tapi janji

Rasakan saja kuasanya mengalir
Jangan ditahan dan jangan dimohon
Karena Kuasa maha Tinggi tak tertandingi
Diundang lari, berpasrah, jadi

Bukan merasa yang paling benar,
hanya punya ini
, Puisi…
 

Dingin, kaku…namun ini
Hanya sekedar curahan hati

Siapa yang mau melempar?
Siapa yang mau dilempar?

Tidak….tak ada kata berpalsu cita
Hanya tergerak dan terusik

Putih dulu suci mula
Hitam kini, kelam, gelap gulita

Memanggil jiwa
Mencari hati
Menyelamatkan nyawa

Apa itu salah?

Salah…Bila berselubung kelabu
Benar jika semurni madu

Tak ada emas logam mulia
Atau intan dan permata
Hanya punya beribu kata
Curahan hati sejuta makna

Tercerai berai menangis pilu
Mutiara berkilau ditelan samudra
Jangan gentar dan terus berkarya
Setiap insan punya kuasa

Caci kering dan maki api
Jangan ciut dan tawar hati
Biarkan kafillah tetap berlari
Dipadang gurun, dipadang salju

Satu tembakan menghancurkan sasaran
Seribu panahan menujam dada

Satu pukulan merusak jiwa…Akan mundurkah?
Sekali lagi tidak.dan sesekali kuberteriak

Disini bukan tempat bertahta api
Tapi hamparan hijau madani

Satu datang dan satu pergi
Satu caci dan satu puji

Gentarkah kutanya kau sekali lagi
Ini yang terakhir kukatakan tidak

Dengan segala asa dan bukti
Seperti duduk terjongkok menggambar pasir
Diam, dan ribuan mata hilang

Ucap, satu kata gempar
Ucap satu kalimat tersungkur

Memberi untaian kata menyejukan dunia
Memberi warna mengharumkan suasana

Cukup….
Telaah dan meneliti
Beribu lembar halaman pasti
Daripada berkata sakti
Namun ternyata….kosong….tak berisi

Jangan lupa awal , jangan dustai kasih
Apa yang ditebar, akan dituai nanti

Bila kosong, sepi, dan sendiri
Cari, dapatkan dan pelajari
Renung lamun dan langkahi...
Setapak dan tak berlari


Walau akhirnya hanya puisi dan puisi lagi
Itulah curahanhati
Seluas samudra, setinggi angkasa

Cukup untuk hari ini.
Puisi dan puisi lagi...
Makna atau arti


Kubayar tuntas lunas hari ini.



smile.
sajak tak berarti, puisi tak bermakna
tapi tetap, kubayar lunas hari ini

RUMAHKU ISTANAKU

Dari kerikil dan bebatuan
Dari kayu dan peralatan
Terangkai bentuk kokoh berdiri

Menghalau panas,dan terik sang surya
Meredam dingin, angin membeku

Menjadi tempat cinta terjalin
Menjadi tempat cita ter-ikrar
Menjadi saksi sebuah perdebatan
Menjadi saksi sebuah perdamaian

Disini, aku ada,….tinggaL
Disini aku berdiri, tegar

Menyelimuti jiwa, menerangi gelap
Membalut luka dan menyembuhkan duka

Disini,aku tertawa..riang
Dan menangis, haru

Juga jerit sikecil merdu, memecah hening siang
Dan memecah sunyi malam

Disini aku berpijak tumpu, dan berbaring lemas
Dari yang serba menjadi serbi
Dari yang titik menjadi hampar
Begitu damai, engkau rupawan
Melindungi dan memeluki, aku erat.

Dari awal terbit, sampai akhir tenggelam
Sabar menunggu dan menanti pasti…
Tiada lelah dan tak pernah dahaga
Atau bahkan marah apalagi murka
Setia dalam bentuk,pasti dalam guna
Itulah engkau, rumahku tercinta.




Juni 2009,
Rumahku adalah Istanaku

ANAK ANAK KITA














Dari-Mu lah mereka barasal
Melalui kamilah mereka ada
Kecil tumbuh, remaja, dan menjadi dewasa
Bersama kamilah mereka mengenal
Dan didalam kami mereka dikenal

Tapi tetap untuk Rencana-Mu lah mereka hadir

Dan untuk Kami lah mereka tumbuh

Menanam yang baik dan memberi yang berguna

Mengajari hidup dan menggapai cita
Untuk menempa sebuah pribadi
Yang baik dan berbudi pekerti

Tapi mereka tetap mereka
Anak anak yang punya sendiri pemikiran dan asa
Karena kita sebagai orang tua
Memberi tanpa pernah meminta
Mengasihi tanpa bekas
Dan Menjaga tanpa batas
Pengemban tugas jelas
Pengontrol jiwa tanpa upah
Dari (T)uhan sang pencipta

Biarkanlah mereka berpikir dalam ruang fantasi mereka

Karena kita hanya memelihara, dan Malaikat menjaga

Dan merekalah yang menentukan...

Kemana kaki mereka melangkah

Bukan karena kita, tapi karena mereka

Bukan bagi kita, tapi bagi mereka
Karena merekalah yang empunya masa depan mereka sendiri


Untuk anak anak kita tercinta

 

CERITA LALU

Bukan ingin mengenang lalu
Ataupun menangis mengharu biru
Dan mengulangi cerita dulu
Ataupun hasrat untuk kembali
Hanya mengutarakan curahan hati
Dari dalam lubuk dan sanubari


Tak ada lagi janji terucap
Dari penantian yang tak pasti
Kandas, seperti kapal karam di laut lepas
Perih dan pedih bagai kulit yang tersayat


Keindahan tak lagi nampak
Ketulusan tak lagi teruji
Kesetiaan terbias angin
Kata mesra berganti benci


Awal senang berakhir duka
Yang putih bersih menjadi hitam nan kelam
Terberai dan berserakan
Menjadi serpihan dan keping retak


Tapi angin tetap bertiup
Dan matahari tetap bersinar
Tuntas sudah tak bersambung
Kubur sudah tak melambung


Mencari dan tak menemukan
Berdiam dan akan mendapatkan
Berkorban tak akan terbayarkan


Cerita Lalu tinggalah lalu
Tak ada kenangan yang harus dikenang
Tak ada sedih yang harus ditangisi


Sendiri, namun tak sendiri
Kuat dan berakhir tegar
Maju tak akan mundur
Menyongsong hari, berangan pasti
Mendapat jawaban suatu hari nanti