Kamis, 25 Maret 2010

Untuk kamu, dewiku

Bayang itu tak Hilang ! ! !
Tak pergi apalagi menjauh
Semakin kubuang semakin dekat melekat
Kucoba mengalih pandang
Dan membalik angan
Agar hilang tak berbekas
Dan sirna musnah tak ada sisa

Kuhantamkan kepalan ini
kutendangkan kaki ini
Kuteriakan marah ini
Hanya untuk berkata : PERGI!

Bukan hanya sehari
Atau seminggu dan berbulan pasti
Tapi sudah bertahun panjang memori

Tak juga pergi, selalu kembali..
PERGI ! ! !
Itu kataku hari ini
Itu kataku bulan ini
Itu kataku tahun ini
dan apa yang terjadi?
Tetap kembali dan selalu kembali lagi

Lelah sudah aku kini
Kenapa tak bisa sirna dan pergi?

Ku mulai lagi,
kamu memang cantik
tubuhmu menawan,harum mu mewangi
Merah merekah bibirmu, dan begitu ceria dan manis senyummu

Kau tak pergi disaat aku besar emosi
Kau menyapa disaat aku diam termenung
Kau mendengar disaat aku bertutur
Kau memeluk disaat aku sendiri dalam sepi
Kau mengangkatku disaat aku terjatuh, dan tak berdaya

Tak ada satupun yang bisa lupakan itu
Sehingga kata PERGI tak lagi mampu

Aku tahu kau tak memintaku
Aku tahu kau tak memaksaku
Aku tahu rasa kasihmu padaku

Bagaimana aku bisa berkata PERGI
dan harap kau menjauh?
Itu semua hanya karena aku takut kehilanganmu.
Tapi aku tak bisa memilikimu

Semua berakhir dengan tak pasti
Atau terus berlangsung tak bertepi?

Aku mengasihimu, tapi tidak mencintaimu
Aku menyayangmu, tapi tak mau memilikimu
Aku hanya tak mau kehilanganmu, dan tak mau semuanya cepat berlalu

Walau selalu aku katakan PERGI!
dan sirnalah dari hidupku
itu semua palsu, dan harap kau tahu

Kalau pergi itu adalah tinggal
karena aku. ingin kau tahu
Tak ada yang bisa menggantikanmu

Untuk kamu, dewiku



by smile

Selasa, 02 Maret 2010

AKU hanya AKU

Ketika peluru menembus kulitku,
Aku hanya tersenyum, malu

Ketika Halilintar menyambar tubuhku,
Aku hanya terkaget dan kemudian tersipu

Ketika Ombak menghantam perahuku,
Aku hanya diam dan terpaku

Dan ketika Topan Badai menerpaku,
Aku hanya tertawa dan kemudian membisu

Ketika pusaran badai menelanku,
Meluluh lantakkan aku,
Aku tidak menangis dan tidak mengaduh
Aku tidak mengeluh dan mengharu biru
Aku juga tidak berteriak dan memekik pilu
Semua kulalui tanpa ragu.

Sekedar aral, dan badai
Sekedar semak juga belukar
Sekedar caci dan juga maki
Sekedar masalah dan juga problema

Tak berarti pasti
Tak bermakna arti
Semua kulewati, sekali lagi
Tanpa pilu, ratap dan haru

Lelah juga tak mengusikku
Letih pun tak menggangguku
Karena aku terus maju,
Dan berpacu dalam waktu

Tapi suatu ketika
Aku ternyata hanyalah aku
Berpikir tentang sisi lain hidupku
 

Kalau aku hanyalah aku
Manusia biasa yang bukan apa apa
 

Aku hanyalah aku
Yang sebenarnya punya sisi pilu, juga kelabu
Dan bisa membuat aku layu
 

Hanya ternyata kembali aku berpikir
Kalau aku hanyalah aku
Yang tidak bisa selalu tertancap paku
Yang bisa meneteskan airmata kelu
Dan juga menangis haru.

Karena aku hanyalah sesosok tubuh
Berselimut jiwa yang juga bisa rapuh
Sayu, dan akhirnya layu
 

Maklumilah aku,
Karena aku hanyalah aku.
Dan kecil dihadapan Tuhanku



by smile