Buat apa harus tunggal
Kalau ternyata itu plural
Buat apa harus Satu
Kalau ternyata itu banyak
Apakah harus semacam,
Kalau banyak keanekaragaman
Dan apakah harus sewarna,
Kalau ada pelangi
Penuh warna dan warni
Satu itu pasti
Dua itu pilihan
Tiga
Empat
Lima,
Itu keyakinan
Apakah salah, yang satu memilih yang satu
Dan
Yang lain memilih yang lain?
…..
Apakah benar,
Yang satu merusak yang lain
Dan…..
Yang lain menghancurkan yang lainnya lagi?
…..
Aku percaya :
Akan satu satunya Jalan
Dan
Kebenaran
Dan
Hidup…..
…..
Yang lain percaya kalau yang terakhir,
Akan jadi yang pertama
Dan dia adalah utusanNya…
….
Bahkan dilain sisi,
Kesempurnaan adalah segalanya
Siapa salah dan siapa benar?
ADAKAH YANG LEBIH TAHU,
MELEBIHI YANG MAHA TAHU?
.....
Hilangkah ‘Damai’ itu?
Atau, sirnakah ‘Terang’ itu?
Aku berjalan dalam kegelapan
Dalam lumpur panas berlapis dosa
Yang lain,.....
Berdiri dalam topeng seribu wajah
Berkata “BESAR”, padahal kecil
Berkata “AGUNG” padahal hina dan Nista
Luka dan borok itu terus menganga
Tanpa sentuhan juga perbaikan
Semua berlari mencari kesembuhan
Batu….
Gunung….
Lautan, jadi saksi
Dari kedurjanaan perilaku insani
Yang berlari dalam lembah kelam,
Tempat ratap dan kertak gigi
Untuk apa semuanya ini?
......
Biarlah yang diatas jatuh kebumi
Dan yang didalam muncul dipermukaan
Biarlah yang beriak itu tumpah ruah
Basahi semesta , runtuhlah keberadaannya
.......
Hanya Dia yang bisa berkata, BENAR dan juga SALAH
Juga Dia lah yang berhak MENJATUHKAN, dan juga MENGANGKAT
Bukan hanya sekumpulan ‘debu tanah’ yang tak berarti
………..
Aku menangis dalam kehancuran ini
Aku meratap dalam duka lara berlari
Tak bisa dipungkiri lagi
Jika Barat menjadi Timur
Dan
Utara menjadi Selatan
Semua akan musnah,
Hilang
Dan Sirna……
Hancur berkeping tak bersisa lagi
Hari ini, esok, lusa atau nanti……
Bagiku, semuanya telah lama mati.
Bagai mayat berlapis kafan
Atau tengkorak dalam peti kayu
Bahkan dalam api berabu
Dalam gelap kelam mencekam
......
Buat apa berkata tentang KEBENARAN
Jika balok ada didalam matamu?
Dan
Buat apa mengecam dan berkata Salah,
Jika tak adanya kebenaran dalam hidupmu?
Dia....
Mencipta beraneka ragam :
Rupa
Bentuk
warna, dan raga
warna, dan raga
Bukan PERCUMA dan TIADA ARTI
Tapi untuk satu tujuan,
Yang tak kita mengerti
Dan
Tak dapat kita selami
……
Jika Otak hanya untuk berpikir jahat
Penuh angkara dan caci maki
Buat apa utuh raga melebihi jiwa
Percuma saja….
……..
Satu bersorak, bebaskanlah
Satu berkiblat, biarkanlah
Satu khusuk dalam kepulan asap, kembalikanlah
Tak ada yang pantas berkata:
“Aku lebih benar daripadamu”
Karena lakumu, belum tentu pikirmu,
Dan jiwamu, bukanlah milik dirimu sendiri
…….
Darah itu merah.
Itu pasti
Itu benar dan tak dapat dipungkiri
Akankah darah menjadi biru
Walau tinggi kastamu, dan banyak kaum-mu?
Kebajikan bukan sebuah janji
Tapi perbuatan yang pasti
Buruk wajah tak masalah,
Asal jangan buruk hati
Kapan yang jatuh tak meratap
Yang lain bertepuk tangan
Dan kapan yang tumbang akan bangkit,
Jikalau hatimu penuh dengan dusta dan benci?
…….
Semua menjanjikan keselamatan
Tapi,……
Dia juga lah yang menentukan
Aku, kamu, dia, atau mereka,
Yang akan pergi ataupun tinggal
Yang akan dituai atau dibakar
Kalau pada akhirnya
Hanya Dia yang berhak memutuskan
Dan hanya Dia yang berhak menghakimi
Biarlah yang BESAR, dan MAHA DASYAT
yang menentukan....
Karena kita ini kecil, dan tak berarti
Dibandingkan-Nya…..
Jeritan seorang smile
Melihat semuanya porak poranda
Atas menjadi bawah dan bawah menjadi atas
Kedegilan dan kebinasaan menanti….
Kedegilan dan kebinasaan menanti….
Karena terang itu telah dibuang
Dicampakkan dalam lembah kelam
Agustus 2010-08-13