Mereka setia menunggu
Panas itu menghantam tubuh mereka,
Karena apa?
Karena harta benda yang dijaga
Yang Cuma itu saja miliknya
Mereka tak bergeming
Walau yang kokoh dan menjulang tinggi tlah marah
Memuntah melontar semua isinya,
Lagi, dan makin pekat saja
Angin membawanya kesana dan kemari
Abu demi abu merasuki pernafasan…
Membuat semuanya menjadi sesak dan makin berat
Tuk dirasakan…
Namun.................................
Ketika diam kau begitu indah
Dan ketika marah kau begitu ganas, membara
Sudahi amarahmu
Sudahi pedih perih ini
Ratap mereka apakah belum cukup mengusik rasamu?
Atau tangis dan kematian mereka belum meredakan panasmu
Nyawa demi nyawa yang terus melayang belum cukupkah menyentuh ibamu….
Kau nampak mati
Tapi kau lebih hidup dari pada yang hidup
Mengambil kehidupan dan menciptakan kematian
Apakah itu balasmu?
Atau itu ganjaran kami?
Kulihat mereka yang bertahan untuk hidup
Disaat yang lain ingin mati
Sungguh ironis
Kulihat mereka yang mengharap bisa hidup,
Disaat yang lain, mengharap untuk bisa mati.
Merapi….
Sudahi marahmu
Sudahi lahar panasmu
Sudahi debu abumu
Sudahi energi erupsimu
Yang membasahi bumi pertiwi
Kami, hanya ingin semuanya kembali asri
Kami hanya ingin semuanya kembali berseri……..
Jerit kami,…………………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar